Selasa, 17 Januari 2012

Sepintas melihat kesalahan berbahasa pada bahasa koran...



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA ASPEK MORFOLOGI DAN SINTAKSIS DALAM BAHASA KORAN
A.    Pengantar....
            Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan tanpa kita sadari ternyata kita tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Masih banyak kesalahan-kesalan yang muncul. Padahal dalam seminar-seminar kebahasaan tidak jarang kita melihat spanduk ataupun baliho-baliho kegiatan yang menyuarakan agar masyarakat dapat menggunakan bahasa Indonessia yang baik dan benar. Baik artinya sesuai konteks dan benar artinya bahasa yang kita lafalkan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Inilah bentuk kesalahan-kesalahan yang perlu kita analisis untuk dapat melakukan perbaikan ke depan. Kesalahan-kesalahan berbahasa ini terbagi dalam semua aspek kebahasaan, baik itu aspek fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan bahkan wacana sekalipun.
Koran merupakan salah satu media massa yang menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Melalui koran masyarakat dapat mengetahui informasi-informasi terkini dan aktual dari kejadian-kejadian dalam suatu masyarakat baik yang bersifat lokal, nasional, maupun mancanegara. Namun, apakah bahasa-bahasa koran saat ini sudah dapat dikatakan baik? Ternyata tidak. Masih banyak kesalahan-kesalahan yang kita dapatkan dalam bahasa-bahasa koran secara kaidah saat kita membacanya. Baik dari segi morfologi maupun dari segi sintaksis. Kesalahan morfologi berupa kesalahan dalam bentuk proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk - bentuk kata. Sedangkan kesalahan dalam bentuk sintaksis membicarakan kesalahan pada komponen - komponen kalimat dan proses pembentukannya. Oleh karena itu, hal ini sangat menarik untuk dianalisis. Walaupun pada dasarnya kita harus ketahui bahwa bahasa koran merupakan bahasa yang diupayakan dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat. Sehingga, bahasa yang digunakan pun tentunya harus melingkupi semua kalangan yang mengonsumsi media ini pula
.
Terdapat enam langkah yang perlu kita selesaikan agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam menganalisis kesalahan berbahasa, yaitu (1) mengumpulkan sampel kesalahan, (2) mengidentifikasi kesalahan, (3) memperingkat kesalahan, (4) menjelaskan kesalahan, (5) mengevaluasi kesalahan, dan (6) memprediksi kesalahan. Untuk pengumpulan sampel dibutuhkan kegiatan observasi dalam pencarian objek. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian aspek morfologi dan sintaksis ini adalah wacana dalam koran. Agar dalam penganalisisan terarah, maka masalah dibatasi pada aspek afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan untuk lingkup morfologi. Sedangkan untuk lingkup sintaksis yang diambil adalah kesalahan dilihat dari kesalahan bidang frasa, klausa, dan kalimat.
B.     DATA
Berikut ini adalah data yang didapat dari wacana koran Kendari Pos edisi Selasa, 05 april 2011.


























C.     ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ASPEK MORFOLOGI DAN SINTAKSIS
1.      Sampel
Adapun sampel kesalahan yang ditemukan dilihat dari aspek morfologi dan sintaksis sesuai data yang ada adalah sebagai berikut.


1.      prokontra
2.      prokontra
3.      tersebut di atas
4.      pemikiran yang jernih
5.      jangan kita terjebak
6.      hiruk pikuk
7.      dibidang
8.      dan bahkan
9.      dan atau
10.  dengan maksud adalah pertama
11.  bahwa untuk
12.  tersebut di atas
13.  mengidentikan
14.  pengrusakan
15.  adalah merupakan
16.  juga yang perlu diperhatikan dalam
17.  yang mempunyai wawasan
18.  dimasa
19.  pembangunan yang berwawasan
20.  non hayati
21.  kontra produktif
22.  baik itu … dan lingkungan dan lain-lain
23.  pemikiran menyikapi



2.      Identifikasi dan Evaluasi Kesalahan
Berdasarkan sampel kesalahan yang ada maka kesalahan pada aspek morfologi dan sintaksis dapat diidentiffikasi sebagai berikut.
NO.
DAFTAR KESALAHAN
ASPEK KESALAHAN
CAKUPAN JENIS KESALAHAN

PERBAIKAN
1.       
prokontra
morfologi
pemajemukan (seharusnya dipisah, tapi disatukan)
pro kontra
2.       
tersebut di atas
sintaksis
keefektifan  (kemubaziran kata/ pemborosan kata)
cukup gunakan kata tersebut atau di atas
3.       
pemikiran yang jernih
Sintaksis
kesalahan bidang frasa (penambahan yang dalam frasa benda )
pemikiran jernih
4.       
jangan kita terjebak
sintaksis
keefektifan (terjadi kerancuan seehingga tidak jelas subyeknya)
kita jangan terjebak
5.       
hiruk pikuk
morfologi
reduplikasi
hiruk-pikuk
6.       
dibidang
morfologi
preposisi
di bidang
7.       
dan bahkan
morfologi/ sintaksis
konjungsi yang mubazir sehingga tidak efektif
tidak perlu menggunakan kata bahkan
8.       
dan atau
morfologi/ sintaksis
konjungsi yang mubazir sehingga tidak efektif
cukup gunakan konjungsi dan  atau konjungsi atau
9.       
dengan maksud adalah: pertama

sintaksis
penambahan kata kerja bantu yang tidak perlu
dengan maksud: pertama
10.   
bahwa untuk
morfologi/ sintaksis
konjungsi yang mubazir sehingga tidak efektif
tidak perlu menggunakan konjungsi untuk
11.   
mengidentikan
morfologi
afiksasi
mengidentikkan
12.   
pengrusakan
morfologi
afiksasi
perusakan
13.   
adalah merupakan
sintaksis
keefektifan  (kemubaziran kata/ pemborosan kata)
cukup gunakan kata adalah atau merupakan karena kedua kata tersebut merupakan kata kerja bantu yang fungsinya sama
14.   
juga yang perlu diperhatikan dalam

sintaksis
keefektifan (terjadi kerancuan seehingga tidak jelas subyeknya)
perlu diperhatikan juga dalam
15.   
yang mempunyai wawasan
sintaksis
penambahan kata yang (sebenarnya tidak perlu ada)
mempunyai wawasan
16.   
dimasa
morfologi
preposisi
di masa
17.   
pembangunan yang berwawasan
sintaksis
kesalahan bidang frasa (penambahan yang dalam frasa benda )
pembangunan berwawasan
18.   
non hayati
morfologi
pemajemukan (seharusnya disambung, tapi ditulis terpisah)
nonhayati
19.   
kontra produktif
morfologi
pemajemukan (seharusnya disambung, tapi ditulis terpisah)
kontraproduktif
20.   
baik itu … dan lingkungan dan lain-lain

sintaksis
kesalahan pada segi kalimat (penggunaan kata penghubung berpasangan secara tidak padu)
baik… maupun lingkungan (kata itu dan kata dan lain-lain tidak perlu ada)
21.   
pemikiran menyikapi

sintaksis
penggunaan kata penghubung untuk (yang seharusnya ada, tapi tidak diadakan)
pemikiran untuk menyikapi

3.      Peringkat Kesalahan
Berdasarkan identifikasi kesalahan dari sampel di atas, kita dapat memeringkat keasalahan dari dua aspek kesalahan ini, yakni pada aspek morfologi dan aspek sintaksis. Pada aspek morfologi, kesalahan yang menduduki peringkat tertinggi yaitu kesalahan pada bidang pemajemukan dan konjungsi, yakni sama-sama memperoleh poin 4. Posisi kedua ditempati oleh kesalahan pada bidang afiksasi dan preposisi, masing-masing dua kesalahan. Peringkat terakhir diduduki oleh kesalahan pada bidang reduplikasi yaitu hanya satu kesalahan.
Ditinjau dari aspek sintaksis peringkat kesalahan pertama dengan jumlah kesalahan tujuh kesalah diduduki oleh kesalahan pada bidang keefektifan. Posisi kedua ditempati oleh kesalahan pada bidang frasa yakni penambahan yang dengan tiga kesalahan. Posisi ketiga dengan satu kesalahan masing-masing ditempati oleh kesalahan pada bidang penambahan kata kerja bantu, kesalahan pada bidang penggunaan kata penghubung ganda yang tidak padu, dan kesalahan pada bidang penggunaan kata penghubung untuk yang seharusnya ada, tapi tidak diadakan. Jadi, dari dua aspek kebahasaan yang dianalisis yakni morfologi dan ssintaksis, kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah pada bidang keefektifan kalimat. Keefektifan ini selalu muncul baik dalam kesalahan morfologi maupun dalam bidang sintaksis.
4.      Penjelasan Kesalahan
Dari peringkat kesalahan yang telah ditentukan baik dari aspek morfologi maupun sintaksis di atas maka pada bagian ini akan dijelaskan semua hal yang berhubungan dengan perbaikan-perbaikan pada kesalahan-kesalahan tersebut. Pertama pada aspek morfologi dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Kata prokontra salah karena kata ini merupakan kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah, namun dalam tulisan yang terdapat dalam data disambung.
2.      Kata hiruk pikuk salah karena kata tersebut merupakan kata ulang/ reduplikasi salin suara yang seharusnya ditulis dengan menggunakan tanda hubung. Kata hiruk pikuk berasal dari kata hiruk → hiruk-hiruk → hiruk-pikuk.
3.      Kata dibidang salah penulisannya karena fungsi di pada kata tersebut bukan sebagai imbuhan melainkan sebagai preposisi. Hal ini ditandai oleh kata bidang yang menunjuk pada tempat atau posisi.
4.      Dan bahkan, bahwa untuk, dan dan bahkan salah karena semua kata ini merupakan konjungsi intrakalimat. Apabila kita hadirkan secara berurutan maka kalimat yang kita hasilkan akan menjadi kalimat yang tidak efektif karena kalimat tersebut terkesan boros menggunakan konjungsi.
5.      Kata jadian mengidentikan salah karena kata ini berasal dari kata dasar identik + me-kan →mengidentikkan.
6.      Pengrusakan penulisannya salah karena kata ini berasal dari kata dasar rusak yang mendapatkan imbuhan per-an sehingga kata jadiannya bukan pengrusakan, tapi perusakan.
7.      Kata dimasa penulisannya salah karena morfem di pada kata tersebut tidak berfungsi sebagai imbuhan tetapi berfungsi sebagai preposisi. Mengingat masa merupakan kata yang menunjuk pada waktu.
8.      Kata non hayati dan kontra produktif adalah dua buah kata yang merupakan kata majemuk yang penulisannya haruslah disambung bukan dipisahkan.
Kedua, penjelasan pada kesalahan aspek sintaksis dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Kata tersebut dan kata di atas sama-sama merupakan kata tunjuk pada sesuatu yang telah dipaparkan sebelumnya. Jadi, jika kata tersebut dihadirkan secara berurutan seperti yang tertera pada data maka kalimat yang dihasilkannya menjadi kalimat yang tidak efektif karena terjadi pemborosan kata.
2.      Pemikiran yang jernih salah karena pada frasa tersebut kata yang tidak boleh hadir diantara kata benda dan kata sifat. Kata pemikiran masuk dalam kategori kata benda karena kata tersebut dapat diikuti dengan kata bukan. Sedangkan kata  jernih merupakan kata sifat karena dapat diuji dengan menggunakan kata paling sebelum kata tersebut.
3.      Pada kata jangan kita terjebak tidak jelas mana objek dari klausa tersebut sehingga kalimat akan menjadi rancu bila penulisannya seperti yang ada dalam data.
4.      dengan maksud adalah: pertama salah karena kehadiran kata bantu adalah dalam konstruksi tersebut tidak diperlukan. Pembaca akan cukup mengerti dengan hanya menuliskan dengan maksud: pertama,.
5.      Adalah merupakan penggunaan kata yang mubazir yang menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif.
6.      Juga yang perlu diperhatikan dalam kontruksi ini salah karena penempatan kata yang bermakna adisi di awal kalimat dapat menjadikan kalimat menjadi tidak efektif karena tidak jelas lagi mana subjek dari kalimat terssebut.
7.      Yang mempunyai wawasan salah karena penempatan kata yang dalam kontruksi tersebut tidak diperlukan. Kehadirannya sia-sia.
8.      Pembangunan yang berwawasan salah karena kata yang tidak boleh ditambahkan dalam frasa benda.
9.      baik itu … dan lingkungan dan lain-lain. Dalam konstruksi tersebut terdapat dua konjungsi ganda, aka tetapi tidak dipasangkan secara tepat. Sehingga menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. Kemudian kehadiran kata dan lain-lain tidak dibutuhkan dalam konstruksi tersebut karena pernyataannya telah selesai, tidak ada yang perlu ditambahkan lagi.
10.  pemikiran menyikapi. Dalam konstruksi ini dapat menghasilkan penafsiraan ganda atau bahkan tidak akan dipahami oleh pembaca yang dari tingkaytan rendah. Sehingga kehadiran kata pengubung untuk sangat diperlukan agar kalimatnya menjadi jelas.

5.      Prediksi Kesalahan
Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun, hal itu tidaklah mudah untuk diaplikasikan, mengingat kita berada dalam kelompok yang heterogen sehingga banyak pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dihindari baik itu dari dalam maupun dari luar. Pengaruh bahasa daerah sangat mempunyai potensi memunculkan kesalahan-kesalan dalam berbahasa. Selain itu, kita tidak dapat lari dari pengaruh lingkungan tempat kita yang sangat heterogen, berasal dari berbagai macam daerah. Terkhusus dalam bahas tulis, misalnya koran. Kesalahan pengetikan dan pertimbangan bahwa yang akan mengonsumsi media koran bukan hanya berasal dari kalangan terpelajar, tetapi juga dari kalangan masyarakat yang hanya memilki tingkat penganalisisan yang rendah. Oleh karena itu, penulis menggunakan diksi yang menurutnya akan mudah dipahami oleh pembaca.
D.    PENUTUP
Dari hasil analisis kesalahan berbahasa aspek morfologi dan sintaksis yang mengambil data dari koran harian Kendari Pos ini maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang terbanyak muncul dalam bahasa koran ini terkhusus pada aspek morfologi dan sintaksis adalah kesalahan pada bidang keefektifan kalimat, penulisan kata majemuk, dan konjungsi. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta perlu diadakan pelatihan editor agar dalam mengedit bahasa-bahas dalam koran sebelum diterbitkan dapat menjadi lebih baik.

2 komentar:

  1. - kurang sepakat saja deh.

    itu komentarku

    mana komentarmu?

    - @ http://farislaode.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh ya, knapa bisa ga sepakat teman? itu adalah makalah penelitianku lohh,, mohon masukannya!!!

      Hapus

Dikomen aja ya!
sesungguhnya komentar teman-teman sangat membantu perbaikan isi blog ini. hehehe.... Terima Kasih ^_^