Kamis, 06 Maret 2014

Maafkan dan Lupakan...

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Apa kabar? Kabar baiklah. Sehat? Ya, alhamdulillah sehat. Gimana rezekinya? Alhamdulillah lancar. Duuh apaan sih, bertanya koq dijawab sendiri Bet ckck..
            Humm baiklah. Sebenarnya hari ini aku ingin berbagi tentang sesuatu. Heheh “sesuatu” ya? Kaya Sharini dong.
            Hai, apapun yang sedang kalian pikirkan sekarang, aku hanya ingin menceritakan tentang sebuah kisah yang cukup menyentuh tadi. Semoga saja bisa diambil ibroh/ manfaat di dalamnya ya! Ok? OK. Mari simak!
***
Kisah ini dikisahkan oleh seorang penyiar dari salah satu frekuensi kesayanganku. Mengudara di waktu istirahat setelah shalat zhuhur. Dalam cerita tersebut dikisahkan dua orang sahabat yang sedang bepergian, sebut saja namanya Ruslin dan Musba. Dua sahabat ini mempunyai karakter dan sifat yang berbeda, tapi mereka sudah saling memahami lantaran persahabatan mereka sudah lumayan lama.  Keakraban sangat terlihat jelas di raut wajah keduanya.
            Ruslin dan Musba terlihat sangat menikmati perjalanan hari itu. Sepanjang jalan mereka sibuk dengan percakapan yang telah mengganti satu, dua topik. Hingga sampailah mereka pada sebuah topik yang membuat Ruslin naik pitam dan tanpa ragu-ragu salah satu tangannya melayang di pipi Musba. Musba hanya diam sambil memegang pipi kanannya yang memerah. Hingga beberapa menit langkah mereka hanya diisi dengan keheningan. Tanpa suara.
            Sekitar lima belas menit telah lalu, Musba memutuskan untuk beristirahat sejenak karena kelelahan. Saat beristrahat itu, dia menulis di atas pasir, “Hari ini sahabatku telah menampar pipi kananku hingga memerah, sakit rasanya.” Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Masih dalam langkah yang tanpa ada suara, tanpa ada percakapan di antara mereka. Tibalah mereka di sebuah oase. Musba sudah mulai merasakan kehausan yang sangat luar biasa, tapi persediaan air minumnya telah habis, bahkan tandas. Tanpa menunggu Musba meminta, Ruslin memberi air minumnya yang masih bersisa setengah lagi. Musba mengambil botol mineral yang diberikan sahabatnya tersebut sambil tersenyum dan meminumnya.

Ingin Selalu Dekat DenganMu...

            Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu berada dalam lindungan-Nya. Dalam ketetapan hati pada keimanan yang hakiki tanpa takut pada semua cobaan dan ujian dari Allah swt. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Allah, Muhammad saw., sahabat, dan keluarganya. Semoga hidayah selalu mengiringi langkah-langkah kita. Aamiin...
Pernah ngga teman-teman merasa sedang berada dalam ujian Allah? Pernah ngga mengatakan kalau itu adalah ujian? Alhamdulillah kalau seandainya “iya”, karena hanya orang-orang yang berimanlah yang mengetahui bahwa ia sedang diuji. Ujian itu ternyata bukan hanya saat kita kesusahan, misalnya: ditimpa bencana alam, kehilangan orang tua, atau tidak punya beras untuk dimakan. Melainkan juga, saat kita senang, misalnya mendapat juara di kelas, terlahir dari keluarga kaya dan serba berkecukupan, dikaruniai wajah yang ganteng/cantik ternyata juga adalah ujian. Bahkan ujian pada jenis ini adalah yang terberat loh. Mengapa? Karena saat kita berada dalam zona kebahagiaan dan serba tercukupi segala kebutuhan kadangkala kita lupa siapa yang memberinya. Lupa bersyukur, lupa mengingat, dan yang parahnya kadangkala merasa menjadi yang terhebat di antara makhluk, nauzubillah....

Senin, 17 Februari 2014

Menulis, Ayo!

            Menulis mungkin menjadi sesuatu kebutuhan bagi mereka yang sudah sering melakukannya. Namun untuk orang seperti diriku, yang masih awam, menulis sangat membutuhkan tenaga ekstra dan mungkin saja menjadi membosankan. Bahkan untuk satu tulisan saja, membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, sebagai seorang yang awam pula saya selalu berusaha untuk menyemangati diri sendiri. Bagaimana caranya agar tetap bisa mempertahankan semangat kecil ini sehingga nantinya bisa menjadi penulis hebat. Aamiin (di dalam hati)
            Ada satu kisah yang membuatku semangat untuk menulis, bisa dibilang ini untuk sebuah pembuktian. Pembuktian pada seseorang yang dengan entengnya menganggap menulis itu mudah. Padahal dia sendiri belum ada satu karya pun yang ditorehkannya. Ironiskan?

Jumat, 14 Februari 2014

Aku, Tenang dalam Jilbabku. Kamu?

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
Ketenangan bagi seorang muslim bisa ia dapatkan dari keyakinannya kepada Allah bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tak pernah lepas dari pengawasan dan perhatian-Nya. Ia meyakini sepenuhnya bahwa peristiwa dan kejadian yang menimpa dirinya selalu datang dari kehendak-Nya baik yang sudah, sedang, maupun yang akan terjadi. Bukankah Allah telah berfirman dalam alquran bahwa, “... Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak menyadarinya.” (QS. Yusuf (12): 21)
Ya, dari rentetan kalimat di atas, bisa saja kita memahaminya sebagai takdir. Takdir yang telah Allah tuliskan untuk makhluk-Nya. Akan tetapi, itu hanyalah sebuah pengantar. Saya tidak ingin jauh berputar-putar pada hal tersebut. Ada satu cerita yang ingin saya hadirkan dalam tulisan saya kali ini. Cerita tentang sebuah kebudayaan yang islami dalam sebuah peradaban kecil, saya menyebutnya universitas, yakni budaya akademik islami (BUDAI) di Universitas Islam Sultan Agung.
Langsug saja ya! Budaya akademik islami atau biasa disingkat dengan kata BUDAI oleh sivitas akademik yang ada di dalamnya telah menjadi program unggulan dan memang hal itu terbukti. BUDAI mampu menjadi sebuah kebiasaan yang menurutku itu cukup unik dan luar biasa. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Karena saya merasa ada suatu nilai atau value yang ada dalam implementasinya. Kita ambil saja contoh kecilnya, kewajiban berjilbab untuk mahasiswa, pegawai, dan staf tata usaha (ups, terkecuali laki-laki ya, jangan sampai deh..) yang ada dan menjadi bagian dari universitas.
Memang sih, pada prinsipnya berjilbab adalah kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah kepada semua muslimah di dunia ini. Muslimah juga pasti sudah tahu kewajiban itu. Hanya saja, untuk memakai tak semuanya mau. Mengapa ya? Jawabannya, banyak alasan untuk hal itu. Mulai dari masalah karir, mengurangi aura kecantikan, merasa tidak nyaman, belum siap, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadikan muslimah masih sulit dikenali sebagai seorang muslimah sejati. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi di Unissula.
Alhamdulillah sejak dicanangkannya program BUDAI di Unissula tahun .... semua sivitas akademik yang perempuan, sudah siap untuk mengimplementasikan kewajiban berjilbab ini sebagai sesuatu yang memang harus dipatuhi. Walaupun untuk mencari hakikat berjilbab sesungguhnya masih jarang ditemukan, akan tetapi untuk sebuah pencapaian yang luar biasa ini sudah mengahruskan dua jempol tangan saya kupersembahkan untuk sang pencanang program ini. Istilah gaulnya two thumb for you deh!

Senin, 27 Januari 2014

Hujan itu Romantis...


Orang akan mempunyai kata-kata sendiri untuk mendefenisikan fenomena alam yang satu ini. Bagi saya, hujan itu unik. Hujan selalu meneduhkan hati dan pemikiran saat dia bertandan. Mulai dari langit gelap hingga airnya yang beramai-ramai menginjak genteng rumah, seperti nada yang membentuk harmoni yang indah. Ya, hujan selalu menghadirkan banyak cerita.
            Hujan rintik kunobatkan sebagai hujan yang selalu menghadirkan irama romantis dalam cerita hidupku. Karena itu, saya sangat suka bermain di bawah hujan rintik. Bukan hanya sekali saya flu karena itu, melainkan sudah berkali-kali. Walaupun sudah sering sakit karena hujan rintik, tapi saya tidak pernah merasa kapok karenanya. Alasanku cukup sederhana, “ada cerita tersendiri saat kuresapi setiap rintiknya, nyaman”. Ya, kenyamanan yang menyejukan.
            Kemarin, saat pulang kampus, saya belabelain untuk mengulang kembali berjalan di bawah hujan rintik. Hasilnya, sakit selama seminggu hingga hari ini. Heheh,,, (hujan, masih tetap unik dan romantis) sebenarnya sahabat-sahabatku sudah melarang untuk menerobos hujan saat itu, tapi karena bandel tak kuindahkan. Maaf ya!
            Sakit flu karena hujan kita bisa atasi dengan obat flu, tapi hujan rintikrintik hanya kita akan dapatkan di musim hujan ini, maka nikmatilah hujan rintik-rintik hehehe J



Sabtu, 18 Januari 2014

Biarkanlah ...


Biarkanlah Kutulis Semua
Oleh: Betwan Betty

Saat matahari belajar merayu awan untuk membiarkanya sendiri memutar waktu
adalah aku ingin belajar melukis wajah ibu
wajah yang selalu pandai menyembunyikan tetesan kesedihan
dan peluh penat yang tersesat dalam rintik hujan
karena tinta hitam penoreh kisah tercecer menyisakan lara
karena jalan yang semakin tak berujung untuk menanyakan alamat terakhir anak-anaknya
biarkanlah aku
walaupun kutahu tangan ini tak mampu menguraikan segala penat yang terlihat di wajah itu

Saat dedaunan merengek pada  angin untuk tak merebutnya dari batang
adalah aku ingin mengulang kembali  usia menyusu juga rengek di pagi soreku yang tak terbilang
walaupun sekejap saja, sekadar berfotosintesis pada kenangan
saat menangis bersama adik memperebutkan onde-onde yang dibawa ibu dari pasar
atau saat tak ada seribuan yang selalu menyogokku tidur siang
juga aroma sepotong pisang goreng yang menjadi alasanku untuk bangun pagi-pagi
sungguh biarkanlah

Selasa, 14 Januari 2014

Alhamdulillah,,, Gagal!

Alhamdulillah,,, Gagal!
Lah koq gagal, ucap alhamdulilah? iya, gagal itu indah dan harus mengucap syukur (alhamdulillah), setidaknya menurut pemikiranku. Mengapa aku bilang begitu? Berikut adalah cerita singkatnya hingga dia begitu indah untuk selalu kukenang.
5 januari 2014
“Alhamdulillah, akhirnya  datang juga hari yang kutunggu-tunggu sejak bulan Agustus 2013 kemarin, semoga hari ini membahagiakan... aamiin!” ucapku dalam hati saat perjalanan menuju kampus pagi itu. Setiba di kampus, aku tak sabar ingin cepat-cepat membuka situs yang sudah aku hafal alamatnya. Tapi dari waktu yang  kurang lebih 10 jam di kampus, aku tak ada waktu juga untuk membuka situsnya. Akhirnya, aku pikir mungkin di rumah akan lebih nyaman untuk membukanya. Lebih bebas untuk mengekspresikan hasilnya nanti. Heheh... ^_^