Senin, 17 Februari 2014

Menulis, Ayo!

            Menulis mungkin menjadi sesuatu kebutuhan bagi mereka yang sudah sering melakukannya. Namun untuk orang seperti diriku, yang masih awam, menulis sangat membutuhkan tenaga ekstra dan mungkin saja menjadi membosankan. Bahkan untuk satu tulisan saja, membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, sebagai seorang yang awam pula saya selalu berusaha untuk menyemangati diri sendiri. Bagaimana caranya agar tetap bisa mempertahankan semangat kecil ini sehingga nantinya bisa menjadi penulis hebat. Aamiin (di dalam hati)
            Ada satu kisah yang membuatku semangat untuk menulis, bisa dibilang ini untuk sebuah pembuktian. Pembuktian pada seseorang yang dengan entengnya menganggap menulis itu mudah. Padahal dia sendiri belum ada satu karya pun yang ditorehkannya. Ironiskan?

Jumat, 14 Februari 2014

Aku, Tenang dalam Jilbabku. Kamu?

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
Ketenangan bagi seorang muslim bisa ia dapatkan dari keyakinannya kepada Allah bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tak pernah lepas dari pengawasan dan perhatian-Nya. Ia meyakini sepenuhnya bahwa peristiwa dan kejadian yang menimpa dirinya selalu datang dari kehendak-Nya baik yang sudah, sedang, maupun yang akan terjadi. Bukankah Allah telah berfirman dalam alquran bahwa, “... Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak menyadarinya.” (QS. Yusuf (12): 21)
Ya, dari rentetan kalimat di atas, bisa saja kita memahaminya sebagai takdir. Takdir yang telah Allah tuliskan untuk makhluk-Nya. Akan tetapi, itu hanyalah sebuah pengantar. Saya tidak ingin jauh berputar-putar pada hal tersebut. Ada satu cerita yang ingin saya hadirkan dalam tulisan saya kali ini. Cerita tentang sebuah kebudayaan yang islami dalam sebuah peradaban kecil, saya menyebutnya universitas, yakni budaya akademik islami (BUDAI) di Universitas Islam Sultan Agung.
Langsug saja ya! Budaya akademik islami atau biasa disingkat dengan kata BUDAI oleh sivitas akademik yang ada di dalamnya telah menjadi program unggulan dan memang hal itu terbukti. BUDAI mampu menjadi sebuah kebiasaan yang menurutku itu cukup unik dan luar biasa. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Karena saya merasa ada suatu nilai atau value yang ada dalam implementasinya. Kita ambil saja contoh kecilnya, kewajiban berjilbab untuk mahasiswa, pegawai, dan staf tata usaha (ups, terkecuali laki-laki ya, jangan sampai deh..) yang ada dan menjadi bagian dari universitas.
Memang sih, pada prinsipnya berjilbab adalah kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah kepada semua muslimah di dunia ini. Muslimah juga pasti sudah tahu kewajiban itu. Hanya saja, untuk memakai tak semuanya mau. Mengapa ya? Jawabannya, banyak alasan untuk hal itu. Mulai dari masalah karir, mengurangi aura kecantikan, merasa tidak nyaman, belum siap, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadikan muslimah masih sulit dikenali sebagai seorang muslimah sejati. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi di Unissula.
Alhamdulillah sejak dicanangkannya program BUDAI di Unissula tahun .... semua sivitas akademik yang perempuan, sudah siap untuk mengimplementasikan kewajiban berjilbab ini sebagai sesuatu yang memang harus dipatuhi. Walaupun untuk mencari hakikat berjilbab sesungguhnya masih jarang ditemukan, akan tetapi untuk sebuah pencapaian yang luar biasa ini sudah mengahruskan dua jempol tangan saya kupersembahkan untuk sang pencanang program ini. Istilah gaulnya two thumb for you deh!