Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa kabar? Kabar baiklah. Sehat? Ya, alhamdulillah sehat.
Gimana rezekinya? Alhamdulillah lancar. Duuh apaan sih, bertanya koq dijawab
sendiri Bet ckck..
Humm baiklah. Sebenarnya hari ini aku ingin berbagi
tentang sesuatu. Heheh “sesuatu” ya? Kaya Sharini dong.
Hai, apapun yang sedang kalian pikirkan sekarang, aku
hanya ingin menceritakan tentang sebuah kisah yang cukup menyentuh tadi. Semoga
saja bisa diambil ibroh/ manfaat di dalamnya ya! Ok? OK. Mari simak!
***
Kisah
ini dikisahkan oleh seorang penyiar dari salah satu frekuensi kesayanganku.
Mengudara di waktu istirahat setelah shalat zhuhur. Dalam cerita tersebut
dikisahkan dua orang sahabat yang sedang bepergian, sebut saja namanya Ruslin
dan Musba. Dua sahabat ini mempunyai karakter dan sifat yang berbeda, tapi
mereka sudah saling memahami lantaran persahabatan mereka sudah lumayan
lama. Keakraban sangat terlihat jelas di
raut wajah keduanya.
Ruslin dan Musba terlihat sangat menikmati perjalanan
hari itu. Sepanjang jalan mereka sibuk dengan percakapan yang telah mengganti
satu, dua topik. Hingga sampailah mereka pada sebuah topik yang membuat Ruslin
naik pitam dan tanpa ragu-ragu salah satu tangannya melayang di pipi Musba. Musba
hanya diam sambil memegang pipi kanannya yang memerah. Hingga beberapa menit
langkah mereka hanya diisi dengan keheningan. Tanpa suara.
Sekitar lima belas menit telah lalu, Musba memutuskan
untuk beristirahat sejenak karena kelelahan. Saat beristrahat itu, dia menulis
di atas pasir, “Hari ini sahabatku telah menampar pipi kananku hingga memerah,
sakit rasanya.” Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Masih dalam
langkah yang tanpa ada suara, tanpa ada percakapan di antara mereka. Tibalah
mereka di sebuah oase. Musba sudah mulai merasakan kehausan yang sangat luar
biasa, tapi persediaan air minumnya telah habis, bahkan tandas. Tanpa menunggu Musba
meminta, Ruslin memberi air minumnya yang masih bersisa setengah lagi. Musba
mengambil botol mineral yang diberikan sahabatnya tersebut sambil tersenyum dan
meminumnya.
Kini, Musba sudah terlepas dari hausnya. Perjalanan
mereka lanjutkan dan kali ini menjadi bebrbeda dengan beberapa menit yang lalu.
Musba sudah membuka percakapan dengan mengucap kata “terima kasih” kepada Ruslin.
Ruslin membalasnya dengan senyuman dan penuh kelegaan. Akhirnya suasana membaik
dan mereka melanjutkan perjalanan tanpa kecanggungan lagi.
Beberapa meter di hadapan mereka ada sebuah batu. Musba
berlari meninggalkan Ruslin dan berhenti tepat di dekat batu tadi. Dia pun
menulis sesuatu di batu tersebut, “Hari ini sahabatku telah menyelamatkan
nyawaku.” Ruslin memandanginya penuh tanya. Karena tak sanggup menahan rasa
penasarannya, Ruslin akhirnya bertanya ke
Musbah, “Mus, tadi waktu saya menamparmu kamu menulisnya di atas pasri dan
setelah saya memberimu air, kamu menuliskannya di atas batu. Kenapa Mus?”.
Musba menjawab masih dengan senyumnya, “Maafkan dan
lupakan. Ya, prinsip itulah yang saya pegang sebagai prinsip sahabat
sejati. Tadi saat kamu menamparnya aku menulisnya di atas pasir karena saya
berharap angin akan membawanya terbang hingga tak membekaskan dendam. Saat kamu
memberi saya minuman, saya sengaja menulis kebaikanmu di atas batu, karena
walaupun hujan terus mengguyurnya dia tak akan terhapus. Itulah sahabat sejati
sesungguhnya Lin.” Ruslin tersenyum dan mereka akhirnya berangkulan dan
melanjutkan perjalanan mereka.
***
Ya, maafkan dan lupakan. Aku jadi suka dengan dua kata
ini. Memaafkan kesalahan sahabat dengan simbol memberi dia maaf atau apalah
bentuknya itu. Dan melupakan segala perlakuan kasarnya pada kita dan hanya
mengingat kebaikannya. Sungguh memaafkan dan melupakan kesalahan sahabat akan
membawa kita ke altar persahabatan sejati. Ibarat sepasang pengantin yang
berjanji akan selalu mendapingi dalam kondisi apapun hingga maut memisahkan
mereka.
_Jadilah sahabat sejati
selamanya bagi sahabat-sahabatmu!_
*Expecially to my all
beloved friend anywhere*
Selamat membaca!
Oh ya, Jika ada kesamaan
nama dalam tulisan ini, mohon dimaafkan karena penulis sudah kehabisan stok
nama jelek wkwkwkkw :P
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Keren, Jenk. Full makna and barokah (haha, bagi saya. Semoga sya adalah sosok versi wanita dari Musbah). Stok nama jelek habis? Saya jadi berpikir, jangan-jangan Musbah itu plesetan dari kata "Musibah"? Is it right? Hehehe.
BalasHapus