Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa
kabar teman-teman semua? Semoga selalu berada dalam lindungan-Nya. Dalam ketetapan
hati pada keimanan yang hakiki tanpa takut pada semua cobaan dan ujian dari
Allah swt. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi
Allah, Muhammad saw., sahabat, dan keluarganya. Semoga hidayah selalu mengiringi
langkah-langkah kita. Aamiin...
Pernah
ngga teman-teman merasa sedang berada dalam ujian Allah? Pernah ngga mengatakan
kalau itu adalah ujian? Alhamdulillah kalau seandainya “iya”, karena hanya
orang-orang yang berimanlah yang mengetahui bahwa ia sedang diuji. Ujian itu
ternyata bukan hanya saat kita kesusahan, misalnya: ditimpa bencana alam,
kehilangan orang tua, atau tidak punya beras untuk dimakan. Melainkan juga,
saat kita senang, misalnya mendapat juara di kelas, terlahir dari keluarga kaya
dan serba berkecukupan, dikaruniai wajah yang ganteng/cantik ternyata juga
adalah ujian. Bahkan ujian pada jenis ini adalah yang terberat loh. Mengapa? Karena
saat kita berada dalam zona kebahagiaan dan serba tercukupi segala kebutuhan
kadangkala kita lupa siapa yang memberinya. Lupa bersyukur, lupa mengingat, dan
yang parahnya kadangkala merasa menjadi yang terhebat di antara makhluk,
nauzubillah....
Kesenangan dan kesengsaraan
adalah ujian dari Allah. Hal itu sudah menjadi konsekuensi kita sebagai
akhluk-Nya. Dalam alquran surah Al Mulk: 1-2 Allah berfirman, “Maha Suci
Allah yang menguasai segala kerajaan , dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang
menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa Maha Pengampun.”
Allah tidak pernah menguji untuk
merendahkan kita, Allah berkehendak menguji untuk meningkatkan keimanan kita. Untuk
melihat siapa yang paling bertakwa di antara semua makhluk-Nya. Karena sesungguhnya
Allah hanya menilai kita dengan melihat tingkat ketakwaan kita pada-Nya. Bukankah
ketika kita hendak diluluskan dalam suatu jenjang persekolahan kita musti
diuji? Begitupula dengan hidup. Kita harus melewati tahap ujian hidup untuk
memasuki derajat keimanan yang baru dan lebih tinggi dari sebelumnya.
Allah melakukan sesuatu pasti
ada tujuannya, pasti akan selalu ada hikmah di balik semuanya. Entah itu berupa
hal baik entah hal buruk. Kitalah sebagai hama-Nya yang harus selalu berikhtar
untuk diberi solusi dan cara terbaik untuk smua ujianyang diberikan setiap
saat. Kita harus menjadi seorang yang hamba yang memiliki istirja’ (saat
kita diuji kita mengucap inna lillah wa inna ilaihi roojiuun... segalanya
dari Allah maka akan kembali kepada-Nya pula). Yakinilah bahwa tidak ada
satupun daun yang jatuh di muka bui ini kecuali atas izin Allah swt. Dalam Al
Hadid: 22 Allah berfirman, “Setiap bencana yang menimpa bumi dan menimpa
diri kamu sendiri, semuanya telah tertulis dalam lauh mahfudz jauh sebelum kami
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Rasulullah mengatakan bahwa akan
datang satu masa, di mana umat Islam akan berada dalam kondisi yang sangat
banyak, namun mereka seperti buih. Buih yang akan hilang saat angin
menghempaskannya. Tidak ada manfaat yang bisa ia berikan. Itulah manusia-manusia
yang lalai pada setiap ujian yang diberikan kepadanya. Sewajarnyalah kita
selalu menginstropeksi diri pada setiap perkara dalah hidupnya. Sekecil apapun
itu jangan dianggap sepele. Semoga kita selalu sadar saai kita diuji agar kita bisa menghadapinya dengan penuh keimanan. Aamiin...
Sudah dulu ya! Semoga berm anfaat
dan tetap menguatkan keimanan kita semua. “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dikomen aja ya!
sesungguhnya komentar teman-teman sangat membantu perbaikan isi blog ini. hehehe.... Terima Kasih ^_^